Hari itu, Kamis 28 Juli 2011…
Jarum pendek menunjuk ke angka 3 dan jarum panjang mengarah ke angka 2
itu artinya jam 3 lebih sepuluh menit, bersamaan dengan berkumandangnya suara
adzan tanda "istirahat" bagi diriku telah tiba. panggilan untuk
menunaikan sholat ashar telah menggema di seantro, sudut-sudut dan pelosok
kampung ini. semua orang pun mendengarkannya kecuali yang sedang dalam keadaan
"tidak sadarkan diri". Akupun bergegas meninggalkan aktivitasku yang
seharian berada di depan laptop kesayanganku. Jari-jemari tanganku telah menari-nari diatas susunan huruf abjad
selama seharian, tarian yang menghasilkan rangkai tulisan atau lebih
tepatnya sebuah "karangan
indah" yang kelak akan aku jilid dan akan dicorat-coret oleh para doktor dan
profesor di kampusku. iya, itulah thesis….
Seharian penuh dan bahkan sudah berhari-hari dan berminggu-minggu aku melakukan aktivitas seperti itu, tapi laptopku masih tetap saja setia menemaniku. Laptop ini sudah cukup lama membersamaiku, aku ingat sudah 5 tahun laptop ini bersamaku. Laptop ini hadir disaat aku begitu membutuhkannya, tepatnya yaitu saat aku KKN di Kulon Progo dulu tahun 2007, saat aku masih menjadi mahasiswa S1. Saat itu laptop tidak sebanyak seperti sekarang ini, masih lumayan langka dan aku kira sekarang laptop seperti ini sudah tidak diproduksi lagi. namun aku begitu bersyukur atas seluruh nikmat dan karuniaNya. Laptop ini telah menghasilkan sebuah karya yang bernama skripsi, dan kelak sebentar lagi akan menghasilkan produk yang kedua yang bernama thesis..dan apakah kelak laptop ini akan menghasilkan produk yang ketiga yaitu disertasi?? hah, aku tidak tahu itu..tapi sejauh ini dan sampai saat laptop ini masih baik-baik saja....'kembli ke laptop'..
Seharian penuh dan bahkan sudah berhari-hari dan berminggu-minggu aku melakukan aktivitas seperti itu, tapi laptopku masih tetap saja setia menemaniku. Laptop ini sudah cukup lama membersamaiku, aku ingat sudah 5 tahun laptop ini bersamaku. Laptop ini hadir disaat aku begitu membutuhkannya, tepatnya yaitu saat aku KKN di Kulon Progo dulu tahun 2007, saat aku masih menjadi mahasiswa S1. Saat itu laptop tidak sebanyak seperti sekarang ini, masih lumayan langka dan aku kira sekarang laptop seperti ini sudah tidak diproduksi lagi. namun aku begitu bersyukur atas seluruh nikmat dan karuniaNya. Laptop ini telah menghasilkan sebuah karya yang bernama skripsi, dan kelak sebentar lagi akan menghasilkan produk yang kedua yang bernama thesis..dan apakah kelak laptop ini akan menghasilkan produk yang ketiga yaitu disertasi?? hah, aku tidak tahu itu..tapi sejauh ini dan sampai saat laptop ini masih baik-baik saja....'kembli ke laptop'..
Saat -saat sholat adalah saat-saat istirahat bagiku dari pikiran yang
penuh sesak dan gak karuan., aku pun bergegas meninggalkan rumah untuk pergi ke
masjid, seperti biasa tidak banyak yang menunaikan sholat ashar secara
berjama'ah dimasjid itu, bisa dihitung dengan jari,,hanya sekitar 4-5 orang
saja itupun bapak-bapak, siapa lagi kalau bukan pak Sanyoto, lek Margono, lek
Basuki, pak Zanuar dan aku sendiri,,,. tapi aku kira dimana-mana seperti itu,
tidak hanya ditempatku saja namun hampir diseluruh pelosok negeri ini. Sholat
ashar memang salah satu sholat yang berat untuk dilaksanakan disamping sholat
subuh, hal ini telah disabdakan oleh Rosululloh SAW dalam sebuah hadits yang
isinya kurang lebih., "barang siapa yang tahu balasan sholat ashar dan
subuh secara berjamaah di masjid, maka dengan merangkak pun akan
dilakukan" namun sayangnya tidak
semua orang mau, tahu, sadar dan syukur-syukur melakukannya.
Hari ini adalah hari Kamis, aku pun teringat bahwa setiap hari kamis ada
jadwal mengajar TPA di masjid Nurul Huda. santrinya lumayan banyak lebih dari
30 anak baik putra dan putri. Aku cukup senang melihat antusisame dan
semangat adik-adik untuk mengaji. Begitu
pula semangat para orang tua santri yang luar biasa. Mereka begitu
berharap agar kelak anak-anaknya manjadi anak-anak yang soleh dan solehah. Akupun
berharap demikian agar kelak kampung ini menjadi kampung yang memiliki
masyarakat yang "madani" masyarakat yang Islami, ada orang-orang yang
mampu melanjutkan dan meneruskan risalah para nabi dan anbiya' menyampaikan
kebenaran dan kebaikan. Aku pikir kalau tidak mereka siapa lagi?? kalau tidak
adik-adik ini siapa lagi kan? Sejak dulu sampai sekarang aku selalu
bertanya-tanya demikian dalam benakku. Lantas apa yang bisa aku lakukan??
Mengajar TPA adalah sebuah kewajiban yang harus aku tunaikan selama aku
masih mampu, aku pikir entah siapa lagi yang akan melakukannya jika tidak aku
harus memulainya dari sekarang, dikampung ini aku merasa tidak ada yang bisa
aku harapkan kecuali aku mengharapkan diriku sendiri. Aku hanya bisa menyuruh
diriku sendiri untuk tetap istiqomah melakukannya selama aku masih mampu. Walaupun
aku sadar bahwa segala keterbatasan pastilah ada. Tapi segala keterbatasan ini
aku nikmati saja. Sebenarnya kalau aku pikir-pikir, kenapa kok aku masih disini
ya?? kenapa diriku masih ditakdirkan dan diijinkan tinggal disini oleh Alloh? Tinggal
ditanah kelahiraku? Pertanyaan itu telah lama muncul didalam pikiranku sejak
setelah aku lulus kulaih 2 tahun lalu. Sebenarnya waktu itu aku ada tawaran
bekerja menjadi dosen UNP di Padang dan ada tawaran bekerja di Jakarta juga
dari kakak angkatanku, tapi entah kenapa aku tidak begitu mempedulikannya
dan waktu itu aku memang tidak kepikiran
pergi kemana-mana setelah lulus. Aku hanya kepikiran aku pingin langsung
melanjutkan kuliah lagi di Jogja, itupun juga karena ada dosen yang menyuruh
kuliah lagi dan kebutuhan di jurusan untuk spesialisasi hidrologi dan klimatologi ke depan sangatlah terbuka lebar. Akupun
tidak berpikir panjang dan membultkan tekad untuk itu..Akhirnya sampai sekarang
aku masih mengajar TPA dan apakah itu adalah pertanda bahwa aku akan tetap
setia untuk tidak kemana-kemana?? Tapi dalam perjalanannya dan akhir-akhir ini
pikiranku mulai" bergemuruh", banyak sekali kesempatan-kesempatan
yang menggiurkan untuk hijrah ke negeri seberang dan sebrang pulau, entah Kalimantan,
Sumatera atau bahkan Sulawesi. Tapi entahlah aku kira Allah akan menempatkan
dimana yang terbaik bagiku. Ttapi yang pasti aku masih mengajar TPA....hehe....
rada ra nyambung,,kembali ke laptop..
Lantunan senandung Hadad Alwi dan Sulis selalu aku bunyikan melalui
menara pemancar masjid sebelum TPA dimulai, karena tanpanya para santri mengira
bahwa TPA-nya libur...Aku biasa memaki HP ku sebab kalo harus pake tape agak
susah dan kurang praktis, apalagi tape di simpan di gudang lantai atas sebelah
kiri, lagian aku juga gak bawa kunci gudangnya, jadi aku pakai HP ku yang
lumayan bagus untuk membunyikan music. Aku sambungkan langsung dengan microfon,
lucunya kalo pas aku sedang on air kemudian ada yang nelpon atau sms...wah nada
nya bisa berubah jadi nada dering Hp ku (islam
cinta keadilan…izzatul islam) dan pastilah seluruh pelosok desa akan
kedengaran…
Hari ini ternyata cukup spesial, aaahaaa spesial? kenapa? setelah
sekitar beberapa menit aku bunyikan senandung lagu, lagu pertama berjudul
Jagalah sholatmu,, "Jagalah sholatmu
yang lima waktu....". lagu ini memang enak untuk didengarkan dan
akupun suka dengan lagu ini..., ternyata setalah 5 menit masih belum ada santri
yang nongol..beberapa saat kemudian setelah aku beranjak turun dari tangga
masjid menuju lantai 1 ada salah seorang santri yang datang menghampiriku...dengan
tergopoh-gopoh rupanya ia sembari turun dari
sepeda sambil mengucapkan salam. "As..as..assalamu'alaikum...mas
mau ambil seragam TPA, kemarin lupa belum diambil, mbayarnya kurang 20rb
kan??,," ..."wa'alaikummussalam...eh dek Sousan, kenapa kemarin belum
diambil?"jawabku sembari beranjak turun ke lantai 1. "iya mas,
kemarin pas rapat wali santri, bapak ibu pergi..tidak ada yang di rumah, jadi
cuman aku sendiri yang di rumah"..."ya, udah gpp,, seragamnya di masjid
bawah je, sebentar saya ambilkan ya dek". Setelah aku ambilkan kemudian
aku serahkan seragam tersebut ke santri itu sembari berkata " nanti
seragamnya dipakai ya dik.." .."iya. mas" kata anak itu sambil
ngeloyor keluar masjid tanpa salam...
Wuih....., masjid terasa tampak kotor sekali, lho kok ga' ada karpet
nya? pada kemana nih?? sesat aku teringat bahwa karpet-karpet itu sedang di laundrykan dalam rangka menyambut
datangya bulan suci ramadhan., tanpa pikir panjang aku pun mengambil sapu dan
menyapu lantai masjid yang terlihat begitu kotor. Sesaat ketika aku nyapu
datang seorang santriwan dengan
malu-malu dibumbui senyum kecil dimulutnya. Tampaknya ia memakai baju baru,
warnanya biru kota-kotak dan biru polos untuk celananya. Di dada sebalah kanan
tertulis sebuah nama seseorang yang tampaknya tidak asing bagiku dan di dada atas sebelah kiri ada logo TPA Nurul
Huda,,,,"subhanalloh..seragamnya
baru niih...wuih bagusnya..." selorohku, sambil malu-malu anak itu
agak sedikit tertawa tapi tanpa suara.."hihihi..." ., santri kecil
itu bernama Alif, lengkapnya Alif Nurochman.., seperti biasa dia memang selalu
datang pertama kali setiap ada TPA sebab rumahnya paling dekat diantara santri
yang lainnya, di depan masjid soale...hehe. "ya udah, ambil sapu yuk dik,
kita nyapu bareng-bareng" pintaku kepadaya.
Tak beranjak lama datang lagi seorang santriwati, perawakannya sedikit
agak gemuk tapi tetap cantik ,,,,ia memakai baju dengan warna yang sama dengan
Alif, bedanya ia berkerudung dengan kerudungnya berwarna biru muda dihiasi
kota-kotak dibagian pinggirnya serta ada sebuah logo TPA di bagian depan, ada
semacam sabuk yang terbuat dari kain berwarna biru di pakaian yang ia kenakan,
ia memakai rok panjang berwarna biru tua hampir sama warnanya dengan apa yang
dikenakan Alif. Terlihat tampak anggun
santri itu memakai baju itu...subhanalloh..."assalamu'alaikum.." aku
pun menjawab "wa'alaikum salam...eh dek Diah..,,waduh-waduh seragamnya
baru nih yee.." anak itu pun hanya senyum-senyum tersipu malu.."yuk
ambil sapu, kita bersih-bersih tempat" ajakan ku pada anak itu.
Masjid Nurul Huda, antara dulu dan sekarang..
Lantai masjid itu tampak kotor sekali., banyak debu-debu yang bertebaran
diberbagai sudut ruangan, memang biasanya setiap kali karpet digulung pasti
banyak debu dibawahnya, begitu juga yang terjadi dengan kondisi masjid saat
itu. Masjid ini berlantai dua, bagian atas untuk sholat sedang bagian bawah
untuk berbagai aktivitas seperti TPA dan agenda-agenda rapat.
Lantai bawah beralaskan porselen/tegel warna putih. kaca-kaca jendela
terlihat sangat kotor, tampaknya sudah lama ga' di bersihkan sedang atap-atap
langit di beberapa sisi sudutnya
terlihat beberapa lamat (sarang laba-laba) mulai menempel di dinding. Begitu juga kipas angin
gantung yang berjumlah tiga buah diatas langit-lagit itu sudah tampak kotor
sekali. Namun kelihatannya kipas-kipas
itu kondisinya masih sangat bagus sejak pertama kali masjid ini dibagun
sekitar 13-an tahun yang lalu. Pintu
ruangan sebelah selatan dekat kamar
mandi sudah lama ga' bisa dibuka, karena tergembok dan kuncinya hilang entah
kemana.
Dulu sewaktu masjid ini belum tingkat, barang-barang yang disimpan di
masjid ini sering kecurian. Mereka para pencuri itu mengambil sajadah, mukena, kotak infak dan
beberapa barang lainnya. Biasanya mereka
melakukan aksinya lewat pintu sebelah selatan ini, karena posisinya memang relative
tidak terlihat dari jalan dan cukup tesembunyi. Mereka mencungkil pintu yang
terkunci dari dalam, tidak terlalu sulit sebenarnya untuk melakukan hal itu. buktinya
para pencuri mudah sekali masuk. Melihat kejadian tersebut sering terjadi di
masjid, lantas waktu itu oleh pengelola masjid diputuskan membeli beberapa set
gembok untuk mempekokoh keamanan masjid dan alhamdulillah sampai sekarang
kejadian itu sudah mulai berkurang.
Pintu utama masjid lantai bawah berada di sebelah timur, tepat dibawah
tangga menuju lantai dua. Sedang pintu satunya berada di sebelah utara persis
menghadap ke jalan. Memang posisi masjid agak ke bawah jika dilihat dari jalan,
sedangkan lantai dua kira-kira sejajar dengan jalan. Tepat disebelah utara
masjid ada halaman yang agak luas dan cukup longgar untuk bermain futsal atau
bulu tangkis. Saat HUT RI warga kampung juga sering mengadakan perlombaan di
halaman itu.
Di sebelah barat masjid, mengalir sebuah sungai yang jernih airnya,
sungai itu adalah sungai Klanduan. Tepat dibawah jembatan sungai Klanduan yang
terletak disebelah barat masjid, banyak para pemancing, pemancing itu datang
dari berbagai daerah yang aku sendiri tidak tahu dari mana mereka, yang pasti mereka bukan
warga kampung ini, kampung yang sejak dulu aman nan tentram serta damai, namun
anehnya setiap kali adzan berkumandang para pemancing itu tidak tergerak untuk
meninggalkan aktivitasnya untuk menjalankan sholat, entah apa yang ada
dipikaran mereka, entah "ditinggal" kemana telinga mereka..hal itu
sudah sering kali aku amati.
Matahari sudah mulai enggan tinggal di posisinya sebagaimana beberapa
jam lalu. Walaupun begitu langit masih tampak cerah, udara sepoi-sepoi mengalir
berhembus melewati sisi-sisi ruang yang kosong, bertiup disela-sela pepohonan dan semak-semak di sebelah selatan
masjid. Tidak ada tanda-tanda hujan sama sekali, bahkan bulan yang begitu
bersinar terang tadi malam seolah-solah enggan menghilang dari peredaran dan
terlihat selalu ingin menampakkan diri, dan selalu ingin dilihat oleh segenap makhlukNya
di bumi. Kami bertiga hanyut dalam ayunan tangan menggerakan gagang sapu ke kiri dan ke kanan, tak lama kemudian
datang 3 orang santri mengenakan baju yang sama seperti yang dipakai Alif dan
Diah, mereka berjalan tersipu malu
tersenyum kecil…sambil mengendong tas dan menjinjing rok nya yang tampak
kebesaran..kelihatanya mereka tidak terbiasa menggunkan rok..aku pikir tak
apalah baru tahap adaptasi, ntar kalo sudah terbiasa pasti mereka tidak
canggung..
Subhanalloh, apa yang menjadi impian (adik-adik menggunakan seragam TPA
lagi sudah terwujud sekarang). Pada hari itu kami pun tampak semangat ber TPA
lagi, dari dulunya yang sering malas-malasan sekarang menjadi rajin lagi, itu
semua berkat seragam TPA. Saat itu seperti biasa TPA dimulai sekitar jam 16.15.
Sekitar jam tersebut anak-anak sudah pada berdatangan. Ada yang diantar oleh
orang tuanya, ada yang jalan kaki, ada yang naik sepeda dan lain sebagainya.
Pokonya adak-adak (eh maaf maksunya mau nulis
adik-adik tapi kepikiran anak-anak jadi adak-adak.^^) sangat semagat
berangkat TPA. Seragam yang dipakai adik-adik sangat cocok dan bagus, tak
terlepas dari siapa yag mendesainnya (ehemmm). Untuk seragam santri putra
memang diriku yang mendesainnya bahkan sempat dipuji oleh pak Yanuar sang penjahit
lhooo..., tapi itu sebenarya lebih pada sebuah inspirasi, dulu aku suka membuat
desain seragam untuk kaos sepak bola ketika aku dan teman-teman masih suka main
bola plastik dan salah satu desainnya seperti seragam santri putra yang baru
ini, namun dulu pada akhirnya aku putuskan membuat desain yang lain untuk
seragam bola ku. selain itu saat aku di kampus aku juga pernah membuat desain
seragam jaket dan alhamdulillah terwujud, seragam TPA ini bagiku untuk kali
kedua membuatnya, yang pertama dulu sekitar tahun 2006, warnanya lorek-lorek
hitam mirip Zebra dan yang ke dua ini adalah kombinasi degradasi warna biru.
Kehadiran para "malaikat"..
Inspirasi desain ini muncul juga
berkat salah bajunya salah seorang ustadz TPA juga namanya mas Saputra^^. Sudah
dua tahun ini mas Saputra tinggal di Jogja untuk bersekolah di salah satu
perguruan tinggi negeri di Jogja, dan hampir setahun ini beliau membantu
mengajar TPA. Dia tinggal di rumah
Embahnya, Mbah Darmo namanya. Dulu saat awal-awal mau membantu ngajar
TPA, dia sms ke saya.."mas ada TPA kan di masjid?, gimana sih cara
ngajarnya..pake metode apa?"......akhirnya berkat ridho illahi mas saputra
mau membantu mengajar TPA hingga saat ini, namun sekarang beliau lagi mudik ke Kanada, dengan menaiki bis
(wuihh berapa lama tuh). Memang mas Saputra berasal dari Kanada, eh maaf
maksudnya Kedondong, iya Kecamatan Kedondong Propinsi Bandar Lampung Sumatera
:) Aku pikir entah apa jadinya jika Allah tak mengirim "malaikat" ke
Dukuh untuk membantu ku mengajar TPA. Jadi aku merasa sangat bersyukur dengan
hadirnya Mas Saputra itu. Orangnya sih enak,
energik dan mudah diajak kerja sama sehingga berbagai agenda kegiatan
khususnya TPA dapat berjalan dengan baik dan lancar. Terimakasih mas
Saputra..jangan lupa oleh-olehya lho..
Selain mas Saputra, ada lagi orang yag berperan besar dalam mewujudkan
seragam TPA yang baru. Beliau adalah mbak Santi., mbak Susanti ini juga
sebenarnya bukan orang Jogja. Di Jogja dia bersekolah dan cukup lama tinggal di Jogja namun indekos di dekat
kampusnya di UGM. Namun karena punya Simbah di Dukuh, maka saat menengok simbah
nya maka terkadang beliau membatu mengajar TPA. Mulai dari survey harga kain,
model kain, jenis kain, jadi bendahara, bagi proposal dan bahkan desain seragam putri juga
beliau...jadi subhanalloh ibaratnya mbak Santi ini EO nya seragam TPA Nurul
Huda! Aku sangat berterima kasih padanya. Jadi sebenarnya yang milih kain itu
ya beliau ini. Namun semenjak beliau lulus dari kuliah, intensitas untuk
mengajar TPA sudah mulai berkurang dan sudah beberapa minggu ini beliau sudah tidak di Dukuh karena
hendak melanjutkan S2 nya di Inggris dan kemudian dilajutkan S3
di Jepang. Iya soalnya Mbak Santi sangat getol kalo ngomong sehari-hari pake bahasa
Inggris sekarang ini. "Hi..How are you? will you be back here?", tapi
saat-saat ketika dulu masih membantu mengajar di TPA, semuanya terasa sangat
menyenangkan dan mudah. Apalagi adik-adik
juga seneng diajar oleh mbak Santi. Pernah ada seorang santriwati yg
bertanya kepadaku.." Mas.., mbk Santi mana je? kok gak pernah kelihatan?,
sudah pulang po? padahal enak je diajar mbak Santi"., Aku Jawab " iya
dek, mbak Santi sudah tidak disini lagi. sudah pergi,,sonono
jauuuh..." "walaupun beliau
sudah gak di sini namun adik2 harus
tetap semangat ya TPA nya?".."ya syukur-syukur beliau bisa datang
lagi ke Dukuh ketemu dengan adik-adik namun kalaupun tidak ndak usah kwatir,
nanti kalian akan seperti mbak Santi hingga bisa menjadi ustadzah TPA yang
hebat asalkan tetep rajin TPA nya.."
Alhamdulillah sekarang sudah memasuki bulan Ramadhan., walaupun ke dua
ustadz/ah itu pergi for a while, tetapi TPA masih terus berjalan dengan penuh
semangat, bahkan temen2 yang dulu sering membantu ngajar TPA sekarang kembali
aktif mengajar lagi seperti mas Ado dan Mbak Reru. Mas Ado berjanji akan
mengalokasikan waktu luangnya utuk mengajar TPA, aku sangat berterimakasih
kepadanya." Mas Ado? besok-besok bisa bantu ngajar TPA lagi ya?"
tanyaku kepadanya....."iya mas saya usahakan, tapi kalo hari kamis aku agak
telat soale aku ikut les" Jawabnya........."oh,,it is Okay, No
Prob" i said…Selain mas Ado ada juga Mas Angger dan mas Habib yang sering
mbantu ngajar adik-adik, walaupun mereka tercatat sebagai santri tetapi mereka
sudah berhak untuk berlatih belajar
mengajar sejak sekarang, supaya ada
generasi yang menggantikan dengan labih baik. Untuk yang ustdzah sekarang ada
mbak Sari, Ana, kadang ada mbk Devi dan mbak Widia serta ada juga mbak Reru.
Mbak Reru sebenarnya sudah sejak dulu menjadi ustadzh, tapi karena kemudian
beliau sudah berkeluarga dan punya anak jadi agak sibuk apalagi juga masih
harus menyelesaikan studinya di salah satu universitas ternama di Indonesia.
Tapi alhamdulillah, akhir-akhir ini beliau sudah bisa membatu mengajar TPA lagi
dan semoga kedepannya bisa tetap istiqomah., amiin. Aku sangat beterimakasih
kedapa mereka semua..Entah apa jadinya kalo tidak ada para “malaikat” itu..
Semua senang..
Semua senang..
Seragam TPA sudah jadi alhamdulillah, para ustadz/ah senang, aku senang,
santri senang, orangtua wali santri senang..tidak ada yang tidak senang,
semuanya senang. Tepat sebelum ramadhan 1432 H seragam nya sudah jadi dan bisa
dipakai. Berdasarkan kesepakatan bersama dengan wali santri seragam TPA di
pakai setiap hari Senin dan hari Kamis, sedangkan hari sabtu, para santri dapat
memakai pakain bebas tapi sopan. Ada satu hal yang masih harus ditunaikan,
yaitu seragam ustadz TPA. hemm jadi PR kita semua..!!
Sudah dulu, ya..insya alloh disambung kapan-kapan lagi..mau nerusin
"karangan indah" ku lagi..thesis..oh thesis..kapan kah engkau kan berakhir??
*hd
bagus banget...:)
BalasHapus