Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Assalatuwasallam
asrofil anbiya iwal mursalin sayidina wamaulana muhammadin wala alihi wasohbihi
aj’main amaba’du. Marilah
kita panjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayahNya kepada kita semua. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa
selalu tercurah kepada nabi besar kita nabi Muhammad SAW, kepada keluarga,
sahabat, tabi-tabiin, dan seluruh umatnya yang senantiasa selalu istiqomah
hingga akhir zaman nanti. Amien Yaa Raabal Alamin.
Bapak/ibu wali
santri yang kami hormati, berdasarkan pertemuan wali santri sebelumnya, telah
dibuat sebuah model pembelajaran bagi pendidikan dan pembinaan anak di TPA Nurul
Huda berbasis kelompok umur yang meliputi TQA, TPA dan TKA. Setiap kelompok kelas tersebut memiliki
program tersendiri sesuai dengan kompetensi
dan tujuan program pembelajaran berikut visi misinya. Pada tahap perencanaannya dengan system yang seperti ini membutuhkan
banyak guru atau ustadz untuk bisa
menjalankan program dengan baik. Namun setelah dalam tahap realita pelaksanaan
maka model pembelajaran dengan kurikulum
yang telah dibuat mengalami berbagai kendala dan permasalahan. Diantara kendala
tersebut yang paling signifikan mempengaruhi adalah ketersediaan ustadz/ah yang
semakin menurun serta tidak konsisten sementara santriwan dan santriwati begitu
antusias dan semakin bertambah banyak. Tentu saja hal ini membuat berbagai kesulitan
muncul dipermukaan dalam menjalankan kurikulum TPA yang telah dibuat dan pada
akhirnya kurikulum tersebut ditinggalkan .
Sulitnya
mendapatkan kuantitas guru dan ustadz sebagimana harapan diawal, maka tentu saja tidak
mengurangi semangat pengelola TPA Nurul Huda untuk terus berupaya seoptimal
mungkin dalam menjalankan dan mendidik santriwan dan santriwati dengan sabar
dan ikhlas. Akhirnya system pembelajaran tersebut diubah dan disesuaikan dengan kemampuan (waktu, tenaga,
kreativitas serta ilmu) yang dimiliki para pengajar yang berjalan sebagaimana
saat ini.
Kami menyadari
dengan sepenuhnya bahwa dunia anak
adalah dunia bermain. Mereka (para anak-anak) adalah para pemain-pemain yang professional. Oleh karena itu kami tidak
melarang mereka untuk bermain sebagaimana apa yang mereka inginkan. Bermain
adalah tabiat yang sesuai pada jati
diri anak-anak . Tugas kami para guru dan ustadz hanyalah mendampingi
mengarahkan dengan benar kapan saat-saat mereka bermain dan kapan saat-saat
mereka belajar serta permainan seperti apa yang seharusnya mereka lakukan
Kami tidak mengekang anak-anak dengan aturan-aturan yang ketat, justru kami
memberikan kebebasan bermain bagi anak-anak sebagai bentuk dan wujud ekspresi
diri anak-anak dalam rangka menemu kenali potensi anak-anak yang memang harus
dikembangkan sejak usia dini. Kami rasa
dengan tidak memberikan aturan-aturan yang ketat terhadap anak-anak akan dapat
membuat rasa percaya diri anak-anak tumbuh dengan baik, tidak merasa terbatasi
dan terkekang sehingga potensi, kretivitas, daya intelektualitas anak-anak dapat dimunculkan dengan baik.
Bapak/ibu wali
santri yang kami hormati, kami sadar bahwa proses pembelajaran dan pendidikan
bagi anak-anak adalah sangat penting bagi masa depan anak-anak maupun
masyarakat luas. Betapa pentingnya proses pendidikan di usia dini ini, maka
sudah seharusnya kita semua bersemangat untuk memotivasi putra-putri kita agar rajin
belajar. Belajar tidak harus di sekolah, namun juga bisa di TPA, di lingkungan
sekitar dan juga di dalam lingkup keluarga. Menurut hemat kami, justru proses
pembentukan karakter atau character building
pada diri anak sangat tepat jika dilakukan di dalam organisasi yang paling
kecil yaitu pada lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang terdiri
dari bapak, ibu dan anak sejatinya akan memberikan nuansa-nuansa pembelajaran
yang sangat dibutuhkan anak-anak kita dari pada ditempat-tempat pembelajaran
yang lainnya. Oleh karena itu kami berpesan agar para bapak/ibu sekalian dapat
menciptakan lingkungan keluarga yang hormonis dan dinamis untuk mendukung
proses pembelajaran anak-anak. Para orangtua dapat memberikan contoh dan
teladan yang baik bagi anak-anaknya. Memberikan pendampingan-pendampingan pada
saat-saat yang tepat terhadap anak-anak seperti pada saat menonton TV, kapan
harus bermain, kapan harus belajar , kapan harus sholat, membantu orang tua dan
lain sebaginya. Tentu saja menurut hemat
kami pula aturan-aturan yang dibuat tidak mengekang kebebasan anak-anak dalam
mengekspresikan jiwa kreativitas mereka. Disamping itu pastinya insya Allah sekolah dan TPA
atau lingkungan masyarakat adalah sarana pembelajaran diluar keluarga yang akan
membatu dalam proses pembelajaran anak-anak baik secara formal maupun non
formal.
Bapak ibu yang
dirahmati Allah, demikian yang dapat kami sampaikan semoga dengan tulisan sederhana
ini dapat menumbuhkan motivasi bagi kami selaku guru atau ustadz serta bapak
ibu semua selaku wali santri untuk bersama-sama membangun generasi yang baik soleh
solehah dimasa mendatang. Amin (dian, disampaikan pada rapat pertemuan wali santri pada Ahad, 10 April 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar