“Dan hendaklah
orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan
anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan mengucapkan perkataan yang benar”. (an-Nisa’: 9)
Pada masa kekhalifahan ali bin abi thalib, dikalangan umat
islam mulai timbul bibit perpecahan. Hal ini menyebabkan ada salah seorang umat
muslim yang kemudian bertanya kepada khalifah Ali, “Wahai khalifah, kenapa pada
jaman abu bakar, umar, dan utsman umat islam dapat bersatu. Akan tetapi pada
masa kamu umat islam mulai timbul bibit perpecahan?”. Khalifah ali pada saat
itu menjawab, “pada masa khalifah abu bakar, umar, dan utsman, umat islam
terdiri dari orang-orang seperti aku, akan tetapi pada saat ini umat islam juga
terdiri dari sekian banyak orang dengan sekian banyak pemahaman yang berbeda”.
Terlepas dari kebenaran kisah ini, akan tetapi memang tidak
dapat kita pungkiri bahwa perubahan zaman juga menghadirkan tantangan yang
berbeda. Kecenderungannya, semakin lama tantangan yang harus dihadapi juga
semakin rumit, kompleks, dan sulit. Sebagaimana yang terjadi pada saat ini,
begitu sulitnya mengumpulkan remaja dan pemuda untuk melakukan suatu kegiatan
bersama. Jangankan untuk kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan
pengetahuan keislaman, kegiatan lain yang bersifat umum seperti pelatihan
kewirausahaan juga mengalami kesulitan. Pada masa orang tua kita dahulu,
kemungkinan mengumpulkan itu akan lebih mudah. Godaan-godaan yang ada juga relative
lebih sedikit. Sedangkan pada masa ini, hiburan televise, game online,
internet, dll begitu menjamur.